INSPIRASI PENGALAMAN KHITAN-DIARY KHITAN (PART2)
FARIZ
Cerita kedua datang dari ananda Fariz yang
saat itu datang tiba-tiba ke tempat praktek saya sekitar jam 10 malam. Orang tua
dari ananda Fariz mengeluhkan bahwa anaknya terjadi pendarahan terus-menerus
setelah khitan dari ca*ak beberapa jam sebeLum datang ke tempat praktek (hiii..
serem juga yak). Padahal besok paginya, si Fariz ini harusnya seneng lho,
karena orangtua dari Fariz ini sudah menyiapkan acara tasyakuran dan arak2an
setelah dikhitan untuk ananda Fariz. Akhirnya,
setelah diperiksa lebih lanjut, ananda Fariz ini dikhitan masih dengan cara
tradisional dan tanpa adanya jahitan sama sekali.. hmm, sebagai bocoran saja,
bahwa khitan dengan cara konvensional/pembedahan dan juga metode laser/cauter
harusnya juga melalui proses penjahitan dan juga diperban, kecuali jika metode
klamp yang populer akhir2 ini karena tanpa melalui proses penjahitan dan
perban, sehingga lebih praktis. Setelah malam itu saya lakukan penjahitan, alhamdulillah
akhirnya Fariz dapat lancar melaksanakan acara tasyakuran dan arak2an keesokan
harinya, meskipun proses penyembuhan lukanya sendiri memang membutuhkan waktu
yang lebih lama. Saat kontrol, orang tua Fariz mengatakan bahwa saat pendarahan
sempat komplain ulang ke tempat ca*ak dimana Fariz dikhitan, namun sang ca*ak
bersikap seolah tidak mau bertanggungjawab akan hal tersebut, astaghfirullah...
Pelajaran dan hikmah yang dapat diambil dari cerita Fariz ini yaitu jangan
sembarangan dan lebih hati2 lagi dalam memilih suatu pengobatan apapun, baiknya
diperhatikan benar atau tidaknya legalitas dan pertanggungjawaban pada si
pasien. Saat ini, banyak sekali oknum yang tidak bertanggungjawab dengan
mengikuti dan belajar ilmu2 kedokteran maupun kesehatan secara otodidak menyerupai seorang dokter. Bahkan, beberapa klinik atau tukang sunat
kadang tidak mengindahkan aspek-aspek kesehatan. Peralatan sunat yang tidak
higienis, juga tata cara menyunat yang salah, menyebabkan proses sunat rawan
komplikasi. Meski dalam dunia kedokteran, sunat termasuk
operasi ringan, tapi komplikasi yang ditimbulkan tidaklah ringan. Kulit
kelamin kaya akan pembuluh darah, sehingga rawan terjadi perdarahan. Selain
bukan tidak mungkin bagian kepala penis terpotong, bahkan bisa terjadi infeksi
dan menyebabkan penyakit lain. Saran saya, Masyarakat baiknya lebih selektif dan cerdas dalam memilih tempat pengobatan
atau tindakan medis apapun, mengingat tidak adanya pertanggungjawaban dan
legalitas yang dimiliki jika terjadi resiko ataupun kejadian yang tidak
diinginkan pada tindakan pasien tersebut. Jangan biarkan anda maupun keluarga
anda menjadi salah satu dari korbannya . Salam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar