Minggu, 09 Agustus 2015

INSPIRASI PENGALAMAN KHITAN- DIARY KHITAN (PART19)

Vannes

Vannes dikhitan pada tanggal 30 Juni 2015 saat berusia 12 tahun pada sore hari. Vannes juga dikhitan atas kesadaran sendiri untuk menjaga kesehatannya. Saat proses khitan berlangsung, Vannes yang saat itu diantar kakaknya tidak menangis sama sekali, tampak rileks, dan ceria. Saat kontrol, Vannes mengatakan bahwa setelah khitan, Vannes yang memang hobi berenang, sudah kembali berenang bahkan 1 hari setelah dikhitan, dan tidak ada keluhan sekali. Alhamdulillah.


INSPIRASI PENGALAMAN KHITAN- DIARY KHITAN (PART18)

Sebastian

Sebastian dikhitan tanggal 30 Juni 2015 pada usia 12 tahun. Sebastian dibawa orangtuanya untuk dikhitan karena alasan untuk menjaga kesehatan. Alhamdulillah, semoga pengetahuan masyarakat khususnya di bidang kesehatan semakin meningkat lagi.

INSPIRASI PENGALAMAN KHITAN- DIARY KHITAN (PART17)

Safwan

Safwan saat itu dikhitan pada tanggal 21 Juni 2015 saat berusia 12 tahun. Proses khitan berlangsung lancar, tidak menangis sama sekali, dan tidak ada keluhan hingga saat penyembuhanpun tiba. Alhamdulillah

INSPIRASI PENGALAMAN KHITAN- DIARY KHITAN (PART16)

Azzam

Azzam dikhitan saat berusia 9 tahun pada tanggal 17 Juni 2015. Alhamdulillah, Azzam merupakan anak yang soleh, saat dikhitan tak henti Azzam berdoa untuk kelancaran proses khitannya. Semoga terus menjadi anak yang soleh dan cerdas ya Azzam


INSPIRASI PENGALAMAN KHITAN- DIARY KHITAN (PART15)

Panji

Panji dikhitan tanggal 17 juni 2015, dan saat itu berusia 11 tahun. Proses khitan hingga penyembuhan berlangsung lancar, tanpa kendala ataupun keluhan apapun. Alhamdulillah

INSPIRASI PENGALAMAN KHITAN- DIARY KHITAN (PART14)

Rizqi

Pengalaman adalah guru terbaik, namun bagi saya, Mencegah LEBIH BAIK daripada mengobati. Sebelumnya, saya ingin berkata Alhamdulillah, saya sangat bersyukur karena Allah menakdirkan saya berprofesi sebagai Dokter. Dimana profesi Dokter-pun juga tidak mudah. Tidak mudah disini bagi saya adalah.. memilih antara kanan dan kiri..  artinya, profesi dokter merupakan profesi yang cukup riskan.. dapat sangat dekat dengan kebaikan, bahkan sebaliknya.. naudzubillah.. semoga saya termasuk golongan orang yang selalu memudahkan orang lain dan Allah menjaga amanah ini dengan baik.

Rizqi merupakan pasien yang datang pada tanggal 16 Juni 2015. Awalnya, Rizqi yang saat itu datang dengan ayahnya hanya bermaksud ingin konsultasi dan "curhat" tentang pengalaman yang telah dialami beberapa bulan sebelum datang di tempat saya. Rizqi ternyata sebelumnya sudah bersiap untuk dikhitan di (lagi-lagi) sebuah klinik ternama di kota kami, namun gagal.. Mengapa gagal? ini ceritanya:

Rizqi dan ayahnya berkata bahwa beberapa bulan sebelum datang di tempat saya, rizqi sebenarnya sudah datang untuk dikhitan, saat itu, rizqi sudah masuk dalam proses pembiusan. Namun yang terjadi, bukannya rasa sakitnya hilang, yang ada malah Rizqi harus disuntik berkali-kali oleh tenaga pengkhitan dikarenakan Rizqi masih terus menerus menangis karena kesakitan hingga 5 botol injeksi obat bius. Dan pada akhirnya, tenaga pengkhitanpun menyuruh Rizqi untuk pulang dan dikhitan lain waktu. Saat itu, orang tua Rizqi sudah meminta penjelasan akan hal yang terjadi pada anaknya, namun, tenaga pengkhitan malah tidak memiliki alasan yang tepat. Sejak saat itu, Rizqi yang awalnya bertekad untuk dikhitan, pada akhirnya justru memiliki rasa trauma untuk dikhitan. Hingga pada bulan-bulan berikutnya, Rizqipun akhirnya mengumpulkan keberaniannya kembali untuk dikhitan. Dan ahamdulillah, 180 derajat berbeda kenyataannya, Rizqi saat di khitan di tempat kami malah termasuk anak yang penurut, kooperatif, tenang, tidak menangis saat dikhitan, dan hanya membutuhkan sekali suntikan dan 1 ampul obat bius saja.

Terus terang, saya ikut sangat lega dan bersyukur akhirnya Rizqi sukses dikhitan di tempat saya.
Tak bosan-bosan saya terus sampaikan kepada masyarakat luas, agar LEBIH HATI-HATI, LEBIH SELEKTIF dalam memilih tempat pengobatan, apalagi itu menyangkut KHITAN yang HANYA TERJADI SATU KALI SEUMUR HIDUP.



INSPIRASI PENGALAMAN KHITAN- DIARY KHITAN (PART13)

Ongky

Cerita berikutnya datang dari ananda Ongky. Ongky dikhitan pada tanggal 11 Juni 2015 pada usia 11 tahun. Sama dengan halnya beberapa pasien lainnya, Ongky merupakan salah satu pasien yang juga kooperatif/penurut saat dikhitan. Tidak ada tangisan dan setelah khitan ongky-pun bermain seperti biasa dengan teman-temannya. Alhamdulillah

INSPIRASI PENGALAMAN KHITAN-DIARY KHITAN (PART12)

Mark

Saat ini, khitan memang bukan hanya untuk anjuran agama saja. Khitan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, khususnya pria (simak artikel saya: ini dia berbagai manfaat khitan untuk kesehatan). tampaknya, hal tersebut disadari betul oleh Mark dan keluarganya. Hingga pada tanggal 11 Juni 2015, Mark dikhitan pada usia 14 tahun.


INSPIRASI PENGALAMAN KHITAN-DIARY KHITAN (PART11)

Krisna

Krisna dikhitan tanggal 12 Juni 2015. Krisna dikhitan saat berusia 9 tahun. Saat khtan berlangsung, Krisna juga termasuk anak yang pintar, tidak menangis, tidak mengeluh sama sekali. Alhamdulillah. Sukses terus ke depannya ya dek..


INSPIRASI PENGALAMAN KHITAN-DIARY KHITAN (PART10)

Aditya

Aditya dikhitan pada tanggal 10 Juni 2015 saat berusia 11 tahun. Alhamdulillah, Adit benar-benar anak yang pemberani dan berhasil dalam melawan rasa takut saat dikhitan. Selain itu, Adit merupakan anak yang mandiri, ibu pasien bercerita bahwa uang khitan yang dipakai berasal dari tabungannya sendiri. Proses khitan hingga penyembuhanpun benar-benar lancar, dan setelah dikhitanpun besoknya Adit sudah bersekolah seperti biasa.




INSPIRASI PENGALAMAN KHITAN-DIARY KHITAN (PART9)

Reza

Reza dikhitan pada tanggal 6 Juni 2015. Reza dikhitan saat berusia 11 tahun. Seperti pada beberapa pasien lainnya. Reza termasuk pasien yang kooperatif saat dikhitan. Alhamdulillah. Sehat terus dan sukses dek Reza.

Reza

INSPIRASI PENGALAMAN KHITAN-DIARY KHITAN (PART8)

Lagi-lagi beberapa bulan yang lalu, kami didatangi pasien yang juga merupakan "korban" khitan di salah satu klinik ternama di kota kami. Pasien tersebut datang dengan keluhan telah dikhitan sekitar 7 hari sebelum datang ke tempat kami dengan metode laser dan terasa nyeri di penisnya. Setelah saya periksa lebih lanjut, terjadi infeksi pada bekas jahitan luka pasca laser pada penis tersebut. Penis tampak bengkak, tampak nanah dan tampak jahitan yang tidak rapi, bahkan cenderung seperti akan lepas. Selain itu, ayah pasien mengatakan bahwa saat dikhitan, alat di tempat klinik tersebut tampaknya sangat tidak layak pakai. Ayah pasien mengatakan bahwa berkali-kali pisau laser digesekkan berulang-ulang untuk memotong kulit penis. Mengerikan. Sekali lagi, saya tekankan pada masyarakat luas bahwa harus tetap waspada dalam memilih tempat pengobatan, apalagi dalam hal khitan yang masa berlakunya SATU KALI SAJA DALAM SEUMUR HIDUP, dan SANGAT BERPENGARUH TERHADAP MASA DEPAN ANDA. Masyarakat BERHAK menanyakan info kelegalitasan tenaga medis yang melakukan suatu tindakan, misalnya surat ijin praktek. Pilih tenaga medis yang BENAR-BENAR BERKOMPETEN DALAM BIDANGNYA, MISALNYA SUDAH MENGIKUTI PENDIDIKAN LANJUTAN.