Rizqi
Pengalaman adalah guru terbaik, namun bagi saya, Mencegah LEBIH BAIK daripada mengobati. Sebelumnya, saya ingin berkata Alhamdulillah, saya sangat bersyukur karena Allah menakdirkan saya berprofesi sebagai Dokter. Dimana profesi Dokter-pun juga tidak mudah. Tidak mudah disini bagi saya adalah.. memilih antara kanan dan kiri.. artinya, profesi dokter merupakan profesi yang cukup riskan.. dapat sangat dekat dengan kebaikan, bahkan sebaliknya.. naudzubillah.. semoga saya termasuk golongan orang yang selalu memudahkan orang lain dan Allah menjaga amanah ini dengan baik.
Rizqi merupakan pasien yang datang pada tanggal 16 Juni 2015. Awalnya, Rizqi yang saat itu datang dengan ayahnya hanya bermaksud ingin konsultasi dan "curhat" tentang pengalaman yang telah dialami beberapa bulan sebelum datang di tempat saya. Rizqi ternyata sebelumnya sudah bersiap untuk dikhitan di (lagi-lagi) sebuah klinik ternama di kota kami, namun gagal.. Mengapa gagal? ini ceritanya:
Rizqi dan ayahnya berkata bahwa beberapa bulan sebelum datang di tempat saya, rizqi sebenarnya sudah datang untuk dikhitan, saat itu, rizqi sudah masuk dalam proses pembiusan. Namun yang terjadi, bukannya rasa sakitnya hilang, yang ada malah Rizqi harus disuntik berkali-kali oleh tenaga pengkhitan dikarenakan Rizqi masih terus menerus menangis karena kesakitan hingga 5 botol injeksi obat bius. Dan pada akhirnya, tenaga pengkhitanpun menyuruh Rizqi untuk pulang dan dikhitan lain waktu. Saat itu, orang tua Rizqi sudah meminta penjelasan akan hal yang terjadi pada anaknya, namun, tenaga pengkhitan malah tidak memiliki alasan yang tepat. Sejak saat itu, Rizqi yang awalnya bertekad untuk dikhitan, pada akhirnya justru memiliki rasa trauma untuk dikhitan. Hingga pada bulan-bulan berikutnya, Rizqipun akhirnya mengumpulkan keberaniannya kembali untuk dikhitan. Dan ahamdulillah, 180 derajat berbeda kenyataannya, Rizqi saat di khitan di tempat kami malah termasuk anak yang penurut, kooperatif, tenang, tidak menangis saat dikhitan, dan hanya membutuhkan sekali suntikan dan 1 ampul obat bius saja.
Terus terang, saya ikut sangat lega dan bersyukur akhirnya Rizqi sukses dikhitan di tempat saya.
Tak bosan-bosan saya terus sampaikan kepada masyarakat luas, agar LEBIH HATI-HATI, LEBIH SELEKTIF dalam memilih tempat pengobatan, apalagi itu menyangkut KHITAN yang HANYA TERJADI SATU KALI SEUMUR HIDUP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar