Jumat, 06 November 2015

MITOS VS FAKTA SEPUTAR KHITAN (SUNAT)

Menjawab pertanyaan dari banyak pasien yang sempat bertanya kepada saya akan kebenaran beberapa mitos di masyarakat luas yang beredar mengenai khitan (sunat), saya akan mengulasnya menurut pandangan saya dari segi medis, seperti contoh beberapa ini: 

1.     Dikhitan pada anak usia dini akan mempengaruhi pertumbuhan badan maupun penis.
Hal ini merupakan MITOS. Banyak anggapan di masyarakat yang mengatakan bahwa jika khitan pada usia dini dapat menghambat pertumbuhan si anak, dan  juga beberapa orang ada yang beranggapan bahwa setelah khitan pertumbuhan anak lebih cepat. FAKTANYA, Pertumbuhan seorang anak tidak berhubungan langsung dengan khitan. Faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah hormon, gizi, dan keturunan. Hanya faktor kebetulan saja kalau misalnya anak setelah dikhitan menjadi lebih cepat besar. Karena kebanyakan anak dikhitan bersamaan dengan usia masa pertumbuhan yang cepat yaitu sekitar usia 10-12 tahun. Jadi bukan karena faktor khitan yang mempengaruhi cepat atau lambatnya pertumbuhan anak.
2.     “Hari Baik” untuk khitan.
Sebagian orang memilih waktu-waktu tertentu untuk khitan. Hal ini sering kami temukan selama praktik. Ada yang mengkhususkan waktu khitan berdasarkan hari lahir (Jawa: weton), hari baik yang sudah diperhitungkan, atau hari-hari tertentu lainnya. Perbuatan ini disertai keyakinan bahwa waktu tersebut adalah waktu yang baik untuk melakukan khitan dan tidak boleh melakukan khitan di luar waktu-waktu yang telah ditentukan tadi. Kalau melakukan khitan di luar waktu tadi akan mendapat petaka/celaka. Faktanya, semua waktu adalah waktu yang baik untuk berkhitan. Pemilihan waktu khitan tidak ada hubungannya dengan nasib baik dan buruknya seseorang.
3.     Tidak Boleh Menangis ketika Khitan
Sebagian orang tua melarang anaknya untuk menangis ketika proses khitan berlangsung. Sebenarnya hal ini sah-sah saja. Namun yang keliru adalah ketika hal ini dikaitkan dengan keyakinan tertentu. Seperti yang tersebar di sebagian masyarakat kalau ketika dikhitan menangis nanti anak tersebut akan mendapat jodoh janda. Mitos dengan keyakinan seperti ini keliru dan tidak ada hubungannya sama sekali.
4.     Khitan harus dilaksanakan dini hari dan harus berendam terlebih dulu di air dingin.
Hal ini merupakan MITOS. FAKTANYA, Khitan bisa dilakukan kapan saja karena sekarang ada obat anestesi untuk mengatasi rasa sakit dan antibiotik untuk mempercepat penyembuhan.
5.     Tidak Boleh Khitan Bersama Saudara Kandung dalam Waktu Bersamaan.
Terdapat mitos juga yang tersebar di masyarakat bahwa bila saudara kandung bersamaan waktu khitannya maka salah satu di antara mereka ada yang bermasalah dengan hasil khitannya. Keyakinan seperti ini juga keyakinan yang keliru dan merupakan MITOS. FAKTANYA, Kesembuhan khitan tidak dipengaruhi oleh kondisi khitan bersamaan antara saudara kandung. Kesembuhan khitan dipengaruhi oleh kondisi kesehatan, perawatan luka, serta faktor nutrisi anak yang dikhitan. Jadi jika ada saudara kandung yang khitan dalam waktu bersamaan, hal ini tidak masalah dan tidak akan mempengaruhi penyembuhan luka pada salah satu anak
6.     Tidak boleh Makan Daging dan Telur setelah Khitan
Ada satu MITOS yang beredar di masyarakat bahwa ketika selesai dikhitan harus menghindari makanan seperti daging, ikan, dan telur. Apabila anak yang baru saja dikhitan makan makanan tersebut akan menyebabkan lukanya lama sembuh. Mitos yang patut dipertanyakan, karena FAKTANYA justru makanan tersebut mengandug protein tinggi yang berperan penting dalam proses penyembuhan luka. Manfaat protein adalah untuk membentuk jaringan, pengganti sel yang rusak, dan berperan sebagai pembangun tubuh.

Kemungkinan awal beredarnya mitos ini dikarenakan ada anak yang selesai dikhitan memiliki alergi terhadap makanan yang mengandung protein sehingga mengakibatkan anak merasa gatal di daerah luka dan sembuhnya lama. Pada prinsipnya, jika anak tidak ada alergi terhadap makanan tertentu, tidak ada makanan yang harus dipantang setelah khitan.
7.     Fenomena Dikhitan Jin
Sering tersiar kabar di masyarakat, beberapa anak mengalami hal aneh, yaitu tiba-tiba penisnya mengalami perubahan seperti habis dikhitan. Hal ini diyakini oleh masyarakat bahwa anak tersebut telah dikhitan oleh jin atau makhluk halus. Benarkah demikian? Bagaimanakah tinjauan medis mengenai hal ini?
Fenomena seperti ini bisa dijelaskan secara medis. Anak yang mengalami kejadian seperti dikhitan jin dalam istilah medis disebut parafimosis. Parafimosis adalah kelainan bentuk penis yang terjadi karena preputium yang tertarik ke belakang dan melipat serta menjerat batang penis sehingga tidak bisa lagi ditarik ke depan yang menyebabkan kepala penis terlihat seolah-olah seperti telah dikhitan. Kondisi yang menyebabkan terjadinya parafimosis antara lain faktor setelah ereksi, menarik penis terlalu kuat pada saat mau kencing, atau karena penis sering dibuat main-main pada anak sehingga menyebabkan kulup yang tertarik tidak bisa kembali lagi.

Anak yang mengalami kondisi ini harus segera dikhitan untuk mencegah agar kulup tidak menjerat penis. Jika tidak dikhitan, dikhawatirkan akan menjerat penis dan mencegah aliaran darah sehingga menyebabkan edema (bengkak) dan kematian jaringan penis. Sebaiknya segera hubungi dokter apabila ada anak yang mengalami kejadian seperti ini.

Hal diatas merupakan beberapa mitos yang sering tersebar di masyarakat. Semoga penjelasan saya dapat meluruskan mitos yang selama ini tersebar di masyarakat umum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar