Menjawab
pertanyaan dari banyak pasien yang sempat bertanya kepada saya akan kebenaran beberapa
mitos di masyarakat luas yang beredar mengenai khitan (sunat), saya akan
mengulasnya menurut pandangan saya dari segi medis, seperti contoh beberapa ini:
1.
Dikhitan
pada anak usia dini akan mempengaruhi pertumbuhan badan maupun penis.
Hal ini merupakan MITOS. Banyak anggapan di
masyarakat yang mengatakan bahwa jika khitan pada usia dini dapat menghambat
pertumbuhan si anak, dan juga beberapa
orang ada yang beranggapan bahwa setelah khitan pertumbuhan anak lebih cepat. FAKTANYA,
Pertumbuhan seorang anak tidak berhubungan
langsung dengan khitan. Faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah
hormon, gizi, dan keturunan. Hanya faktor kebetulan saja kalau misalnya anak
setelah dikhitan menjadi lebih cepat besar. Karena kebanyakan anak dikhitan
bersamaan dengan usia masa pertumbuhan yang cepat yaitu sekitar usia 10-12 tahun.
Jadi bukan karena faktor khitan yang mempengaruhi cepat atau lambatnya
pertumbuhan anak.
2.
“Hari
Baik” untuk khitan.
Sebagian orang memilih
waktu-waktu tertentu untuk khitan. Hal ini sering kami temukan selama praktik.
Ada yang mengkhususkan waktu khitan berdasarkan hari lahir (Jawa: weton), hari
baik yang sudah diperhitungkan, atau hari-hari tertentu lainnya. Perbuatan ini
disertai keyakinan bahwa waktu tersebut adalah waktu yang baik untuk melakukan
khitan dan tidak boleh melakukan khitan di luar waktu-waktu yang telah
ditentukan tadi. Kalau melakukan khitan di luar waktu tadi akan mendapat
petaka/celaka. Faktanya, semua waktu adalah waktu yang baik untuk berkhitan.
Pemilihan waktu khitan tidak ada hubungannya dengan nasib baik dan buruknya seseorang.
3.
Tidak Boleh Menangis ketika Khitan
Sebagian orang tua melarang
anaknya untuk menangis ketika proses khitan berlangsung. Sebenarnya hal ini
sah-sah saja. Namun yang keliru adalah ketika hal ini dikaitkan dengan
keyakinan tertentu. Seperti yang tersebar di sebagian masyarakat kalau ketika
dikhitan menangis nanti anak tersebut akan mendapat jodoh janda. Mitos dengan
keyakinan seperti ini keliru dan tidak ada hubungannya sama sekali.
4.
Khitan
harus dilaksanakan dini hari dan harus berendam terlebih dulu di air dingin.
Hal ini merupakan MITOS. FAKTANYA, Khitan bisa
dilakukan kapan saja karena sekarang ada obat anestesi untuk mengatasi rasa
sakit dan antibiotik untuk mempercepat penyembuhan.
5.
Tidak Boleh Khitan Bersama
Saudara Kandung dalam Waktu Bersamaan.
Terdapat mitos juga yang tersebar
di masyarakat bahwa bila saudara kandung bersamaan waktu khitannya maka salah
satu di antara mereka ada yang bermasalah dengan hasil khitannya. Keyakinan
seperti ini juga keyakinan yang keliru dan merupakan MITOS. FAKTANYA, Kesembuhan
khitan tidak dipengaruhi oleh kondisi khitan bersamaan antara saudara kandung.
Kesembuhan khitan dipengaruhi oleh kondisi kesehatan, perawatan luka, serta
faktor nutrisi anak yang dikhitan. Jadi jika ada saudara kandung yang khitan
dalam waktu bersamaan, hal ini tidak masalah dan tidak akan mempengaruhi
penyembuhan luka pada salah satu anak
6.
Tidak boleh Makan Daging dan
Telur setelah Khitan
Ada satu MITOS yang beredar di
masyarakat bahwa ketika selesai dikhitan harus menghindari makanan seperti
daging, ikan, dan telur. Apabila anak yang baru saja dikhitan makan makanan
tersebut akan menyebabkan lukanya lama sembuh. Mitos yang patut dipertanyakan,
karena FAKTANYA justru makanan tersebut mengandug protein tinggi yang berperan
penting dalam proses penyembuhan luka. Manfaat protein adalah untuk membentuk
jaringan, pengganti sel yang rusak, dan berperan sebagai pembangun tubuh.
Kemungkinan awal beredarnya mitos ini dikarenakan ada anak yang selesai dikhitan memiliki alergi terhadap makanan yang mengandung protein sehingga mengakibatkan anak merasa gatal di daerah luka dan sembuhnya lama. Pada prinsipnya, jika anak tidak ada alergi terhadap makanan tertentu, tidak ada makanan yang harus dipantang setelah khitan.
Kemungkinan awal beredarnya mitos ini dikarenakan ada anak yang selesai dikhitan memiliki alergi terhadap makanan yang mengandung protein sehingga mengakibatkan anak merasa gatal di daerah luka dan sembuhnya lama. Pada prinsipnya, jika anak tidak ada alergi terhadap makanan tertentu, tidak ada makanan yang harus dipantang setelah khitan.
7.
Fenomena Dikhitan Jin
Sering tersiar kabar di
masyarakat, beberapa anak mengalami hal aneh, yaitu tiba-tiba penisnya
mengalami perubahan seperti habis dikhitan. Hal ini diyakini oleh masyarakat
bahwa anak tersebut telah dikhitan oleh jin atau makhluk halus. Benarkah
demikian? Bagaimanakah tinjauan medis mengenai hal ini?
Fenomena seperti ini bisa
dijelaskan secara medis. Anak yang mengalami kejadian seperti dikhitan jin
dalam istilah medis disebut parafimosis. Parafimosis adalah kelainan bentuk
penis yang terjadi karena preputium yang tertarik ke belakang dan melipat serta
menjerat batang penis sehingga tidak bisa lagi ditarik ke depan yang
menyebabkan kepala penis terlihat seolah-olah seperti telah dikhitan. Kondisi
yang menyebabkan terjadinya parafimosis antara lain faktor setelah ereksi,
menarik penis terlalu kuat pada saat mau kencing, atau karena penis sering
dibuat main-main pada anak sehingga menyebabkan kulup yang tertarik tidak bisa
kembali lagi.
Anak yang mengalami kondisi ini
harus segera dikhitan untuk mencegah agar kulup tidak menjerat penis. Jika
tidak dikhitan, dikhawatirkan akan menjerat penis dan mencegah aliaran darah
sehingga menyebabkan edema (bengkak) dan kematian jaringan penis. Sebaiknya
segera hubungi dokter apabila ada anak yang mengalami kejadian seperti ini.
Hal diatas merupakan beberapa mitos yang sering tersebar di masyarakat. Semoga penjelasan saya dapat meluruskan mitos yang selama ini tersebar di masyarakat umum.
Hal diatas merupakan beberapa mitos yang sering tersebar di masyarakat. Semoga penjelasan saya dapat meluruskan mitos yang selama ini tersebar di masyarakat umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar